Ki
Lurah Bagong adalah nama salah satu tokoh panakawan dalam kisah
pewayangan yang berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tokoh ini
dikisahkan sebagai anak bungsu Semar. Dalam pewayangan Sunda juga
terdapat tokoh panakawan yang identik dengan Bagong (dalam bahasa Sunda:
bagong berarti babi hutan, celeng), yaitu Cepot atau Astrajingga,
adalah anak tertua Semar, dan di versi wayang golek purwa- Sunda
terkenal dengan sebutan Cepot atau Astrajingga , disebut juga Gurubug
atau Kardun, sedang di Jawa Timur lebih dikenal dengan nama Jamblahita.
Di daerah Banyumas, panakawan ini lebih terkenal dengan sebutan Bawor,
Pada wayang Banjar – Kalimantan Selatan ia dipanggil Begung.
Ciri Fisik, sebagai seorang panakawan yang sifatnya menghibur
penonton wayang, tokoh Bagong pun dilukiskan dengan ciri-ciri fisik yang
mengundang kelucuan, bertubuh pendek dan gemuk, dengan mata bundar
besar, bibirnya lebar, hidung kecil dan bersifat agak kekanak-kanakan.
bagong (e-wayang)
Gaya bicara Bagong terkesan semaunya sendiri. Dibandingkan dengan ketiga panakawan lainnya, yaitu Semar, Gareng, dan Petruk, maka Bagong adalah sosok yang paling lugu dan kurang mengerti tata krama. Meskipun demikian majikannya tetap bisa memaklumi.
bagong (e-wayang)
Gaya bicara Bagong terkesan semaunya sendiri. Dibandingkan dengan ketiga panakawan lainnya, yaitu Semar, Gareng, dan Petruk, maka Bagong adalah sosok yang paling lugu dan kurang mengerti tata krama. Meskipun demikian majikannya tetap bisa memaklumi.