Bangsa Indonesia kita ini adalah bangsa
yang besar, hal tersebut ditunjukkan oleh banyaknya kebudayaan yang dimiliki
oleh bangsa kita ini. Banyak orang yang berbondong - bondong datang untuk
mempelajari kebudayaan kita ini yang beraneka ragam. Suku - suku yang tersebar
tentunya mempunyai kebudayaan yang berbeda dengan suku - suku lainnya, dan kita
ketahui bahwa sangat banyak suku di negara kita ini.
Kita bersyukur bahwa kebudayaan wayang
sudah ditetapkan oleh UNESCO menjadi kebudayaan yang harus dijaga. UNESCO,
lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan
wayang sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia, sebuah
warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of
Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Di zaman globalisasi seperti ini, banyak
yang sudah mulai melupakan wayang. Kebudayaan yang begitu berharga tentunya
harus dijaga dengan baik, namun biasanya kita akan lebih menghargai apabila
barang tersebut sudah tidak ada / diambil oleh orang lain. Apalagi dengan perkembangan
internet dan teknologi yang begitu pesat, tentunya banyak orang yang lebih
memilih hal tersebut dibandingkan wayang yang mungkin menurut mereka
membosankan dan tidak menarik.
Wayang sebenarnya mempunyai banyak sisi
yang menyenangkan. Kisah - kisah yang seru dan menarik dapat diambil untuk
menarik hati setiap orang. Tokoh - tokoh seperti si Cepot di wayang golek, si
bijaksana Semar dan dalam wayang kulit ada Gatot Kaca si super hero dan masih
banyak lagi dapat digunakan untuk menarik orang khususnya anak kecil.
Melalui Gelaran Festival Dalang Bocah
(FDB), kita dapat menunjukkan kepedulian dan menjaga kelestarian wayang. FDB
pada tahun 2012 diadakan pada tanggal 5 hingga 7 Juli lalu. Regenerasi dan
Pembinaan Dalang muda, wayang dan dinamika jaman, hingga organisasi sekelas
PEPADI dan SENA WANGI yang terus berusaha menciptakan inovasi demi impian
"menempatkan wayang sebagai tuntunan bagi orang banyak", menjadi cakrawala
evaluasi kita bersama–evaluasi yang harus menggambarkan sebuah visi ke depan
tentang posisi wayang di tengah-tengah jaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar